Catatan Harian Dahana Agni Redian Muslimin Faerdi ( Pelajaran )
Selasa, 29 November 2016
Minggu, 27 November 2016
Pancasila
Pancasila
Artikel ini adalah bagian dari seri politik dan pemerintahan Indonesia |
|
|
Eksekutif[tampilkan]
|
Legislatif[tampilkan]
|
Hubungan luar negeri |
Untuk yang lain, lihat Pancasila (disambiguasi).
Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan śīla berarti prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indo
Lima sendi utama penyusun Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa,
kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang
dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan
keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tercantum pada
paragraf ke-4 Preambule (Pembukaan) Undang-undang Dasar 1945.
Meskipun terjadi perubahan kandungan dan urutan lima sila Pancasila yang berlangsung dalam beberapa tahap selama masa perumusan Pancasila pada tahun 1945, tanggal 1 Juni diperingati sebagai hari lahirnya Pancasila.
Sejarah perumusan dan lahirnya Pancasila
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Rumusan-rumusan Pancasila
Pada bulan April 1945 dibentuk Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yang diketuai oleh Dr. Kanjeng Raden Tumenggung (K.R.T.) Radjiman Wedyodiningrat.
Dalam pidato pembukaannya dr. Radjiman antara lain mengajukan
pertanyaan kepada anggota-anggota Sidang, "Apa dasar Negara Indonesia
yang akan kita bentuk ini?"[1]
Dalam upaya merumuskan Pancasila sebagai dasar negara yang resmi,
terdapat usulan-usulan pribadi yang dikemukakan dalam Badan Penyelidik
Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia yaitu:
- Lima Dasar oleh Muhammad Yamin, yang berpidato pada tanggal 29 Mei 1945. Yamin merumuskan lima dasar sebagai berikut: Peri Kebangsaan, Peri Kemanusiaan, Peri Ketuhanan, Peri Kerakyatan, dan Kesejahteraan Rakyat. Dia menyatakan bahwa kelima sila yang dirumuskan itu berakar pada sejarah, peradaban, agama, dan hidup ketatanegaraan yang telah lama berkembang di Indonesia. Mohammad Hatta dalam memoarnya meragukan pidato Yamin tersebut.[2]
- Panca Sila oleh Soekarno yang dikemukakan pada tanggal 1 Juni 1945 dalam pidato spontannya yang kemudian dikenal dengan judul "Lahirnya Pancasila". Sukarno mengemukakan dasar-dasar sebagai berikut: Kebangsaan Indonesia; Internasionalisme atau Peri-Kemanusiaan; Mufakat atau Demokrasi, dasar perwakilan, dasar permusyawaratan; Kesejahteraan Sosial; Ketuhanan. Nama Pancasila itu diucapkan oleh Soekarno dalam pidatonya pada tanggal 1 Juni itu, katanya:
-
- Sekarang banyaknya prinsip: kebangsaan, internasionalisme, mufakat, kesejahteraan, dan ketuhanan, lima bilangannya. Namanya bukan Panca Dharma, tetapi saya namakan ini dengan petunjuk seorang teman kita ahli bahasa - namanya ialah Pancasila. Sila artinya azas atau dasar, dan di atas kelima dasar itulah kita mendirikan negara Indonesia, kekal dan abadi.
Sebelum sidang pertama itu berakhir, dibentuk suatu Panitia Kecil untuk:
- Merumuskan kembali Pancasila sebagai dasar Negara berdasarkan pidato yang diucapkan Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945.
- Menjadikan dokumen itu sebagai teks untuk memproklamasikan Indonesia Merdeka.
Dari Panitia Kecil itu dipilih 9 orang yang dikenal dengan Panitia Sembilan, untuk menyelenggarakan tugas itu. Rencana mereka itu disetujui pada tanggal 22 Juni 1945 yang kmeudian diberi nama Piagam Jakarta.
Setelah Rumusan Pancasila diterima sebagai dasar negara secara resmi beberapa dokumen penetapannya ialah:
- Rumusan Pertama: Piagam Jakarta (Jakarta Charter) - tanggal 22 Juni 1945
- Rumusan Kedua: Pembukaan Undang-undang Dasar - tanggal 18 Agustus 1945
- Rumusan Ketiga: Mukaddimah Konstitusi Republik Indonesia Serikat - tanggal 27 Desember 1949
- Rumusan Keempat: Mukaddimah Undang-undang Dasar Sementara - tanggal 15 Agustus 1950
- Rumusan Kelima: Rumusan Kedua yang dijiwai oleh Rumusan Pertama (merujuk Dekrit Presiden 5 Juli 1959)
Presiden Joko Widodo pada tanggal 1 Juni 2016 telah menandatangani Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 24 Tahun 2016 tentang Hari Lahir Pancasila sekaligus menetapkannya sebagai hari libur nasional yang berlaku mulai tahun 2017.[3].
Hari Kesaktian Pancasila
Pada tanggal 30 September 1965, terjadi insiden yang dinamakan Gerakan 30 September
(G30S). Insiden ini sendiri masih menjadi perdebatan di tengah
lingkungan akademisi mengenai siapa penggiatnya dan apa motif di
belakangnya. Akan tetapi otoritas militer dan kelompok keagamaan
terbesar saat itu menyebarkan kabar bahwa insiden tersebut merupakan
usaha PKI mengubah unsur Pancasila menjadi ideologi komunis, untuk membubarkan Partai Komunis Indonesia, dan membenarkan peristiwa Pembantaian di Indonesia 1965–1966.
Pada hari itu, enam Jenderal dan 1 Kapten serta berberapa orang
lainnya dibunuh oleh oknum-oknum yang digambarkan pemerintah sebagai
upaya kudeta. Gejolak yang timbul akibat G30S sendiri pada akhirnya
berhasil diredam oleh otoritas militer Indonesia. Pemerintah Orde Baru
kemudian menetapkan 30 September sebagai Hari Peringatan Gerakan 30 September G30S dan tanggal 1 Oktober ditetapkan sebagai Hari Kesaktian Pancasila.
Butir-butir pengamalan Pancasila
Berdasarkan Kketetapan MPR No.II/MPR/1978[4]
- Ketuhanan Yang Maha Esa
- Percaya dan Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayaan yang berbeda-beda sehingga terbina kerukunan hidup.
- Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya.
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain.
- Kemanusiaan yang adil dan beradab
- Mengakui persamaan derajat persamaan hak dan persamaan kewajiban antara sesama manusia.
- Saling mencintai sesama manusia.
- Mengembangkan sikap tenggang rasa.
- Tidak semena-mena terhadap orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia, karena itu dikembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
- Persatuan Indonesia
- Menempatkan kesatuan, persatuan, kepentingan, dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan pribadi atau golongan.
- Rela berkorban untuk kepentingan bangsa dan negara.
- Cinta Tanah Air dan Bangsa.
- Bangga sebagai Bangsa Indonesia dan ber-Tanah Air Indonesia.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa yang ber-Bhinneka Tunggal Ika.
- Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan
- Mengutamakan kepentingan negara dan masyarakat.
- Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
- Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi semangat kekeluargaan.
- Dengan itikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil musyawarah.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia serta nilai-nilai kebenaran dan keadilan.
- Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
- Mengembangkan perbuatan-perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan gotong-royong.
- Bersikap adil.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak-hak orang lain.
- Suka memberi pertolongan kepada orang lain.
- Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain.
- Tidak bersifat boros.
- Tidak bergaya hidup mewah.
- Tidak melakukan perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
- Menghargai hasil karya orang lain.
- Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Berdasarkan ketetapan MPR no. I/MPR/2003
- Sila pertama
- Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketakwaannya terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Manusia Indonesia percaya dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dengan penganut kepercayaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
- Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa adalah masalah yang menyangkut hubungan pribadi manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing.
- Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa kepada orang lain.
- Sila kedua
- Mengakui dan memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
- Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku, keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan sosial, warna kulit dan sebagainya.
- Mengembangkan sikap saling mencintai sesama manusia.
- Mengembangkan sikap saling tenggang rasa dan tepa selira.
- Mengembangkan sikap tidak semena-mena terhadap orang lain.
- Menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
- Gemar melakukan kegiatan kemanusiaan.
- Berani membela kebenaran dan keadilan.
- Bangsa Indonesia merasa dirinya sebagai bagian dari seluruh umat manusia.
- Mengembangkan sikap hormat menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain.
- Sila ketiga
- Mampu menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara sebagai kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- Sanggup dan rela berkorban untuk kepentingan negara dan bangsa apabila diperlukan.
- Mengembangkan rasa cinta kepada tanah air dan bangsa.
- Mengembangkan rasa kebanggaan berkebangsaan dan bertanah air Indonesia.
- Memelihara ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.
- Mengembangkan persatuan Indonesia atas dasar Bhinneka Tunggal Ika.
- Memajukan pergaulan demi persatuan dan kesatuan bangsa.
- Sila keempat
- Sebagai warga negara dan warga masyarakat, setiap manusia Indonesia mempunyai kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama.
- Tidak boleh memaksakan kehendak kepada orang lain.
- Mengutamakan musyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama.
- Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat kekeluargaan.
- Menghormati dan menjunjung tinggi setiap keputusan yang dicapai sebagai hasil musyawarah.
- Dengan iktikad baik dan rasa tanggung jawab menerima dan melaksanakan hasil keputusan musyawarah.
- Di dalam musyawarah diutamakan kepentingan bersama di atas kepentingan pribadi dan golongan.
- Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati nurani yang luhur.
- Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggungjawabkan secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia, nilai-nilai kebenaran dan keadilan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi kepentingan bersama.
- Memberikan kepercayaan kepada wakil-wakil yang dipercayai untuk melaksanakan pemusyawaratan.
- Sila kelima
- Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan.
- Mengembangkan sikap adil terhadap sesama.
- Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban.
- Menghormati hak orang lain.
- Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
- Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
- Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
- Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
- Suka bekerja keras.
- Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama.
- Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial.
Luar Angkasa
Luar angkasa
Luar angkasa atau angkasa luar atau antariksa (juga disebut sebagai angkasa), merujuk ke bagian yang relatif kosong dari Jagad Raya, di luar atmosfer dari benda "celestial". Istilah luar angkasa digunakan untuk membedakannya dengan ruang udara dan lokasi "terrestrial".
Karena atmosfer Bumi
tidak memiliki batas yang jelas, namun terdiri dari lapisan yang secara
bertahap semakin menipis dengan naiknya ketinggian, tidak ada batasan
yang jelas antara atmosfer dan angkasa. Ketinggian 100 kilometer atau 62 mil ditetapkan oleh Fédération Aéronautique Internationale merupakan definisi yang paling banyak diterima sebagai batasan antara atmosfer dan angkasa.
Di Amerika Serikat, seseorang yang berada di atas ketinggian 80 km ditetapkan sebagai astronot.
120 km (75 mil atau 400.000 kaki) menandai batasan di mana efek
atmosfer menjadi jelas sewaktu proses memasuki kembali atmosfer (re-entry). (Lihat juga garis Karman).
Batasan menuju angkasa
- 4,6 km (15.000 kaki) — FAA menetapkan dibutuhkannya bantuan oksigen untuk pilot pesawat dan penumpangnya.
- 5,3 km (17.400 kaki) — Setengah atmosfer Bumi berada di bawah ketinggian ini
- 16 km (52.500 kaki) — Kabin bertekanan atau pakaian bertekanan dibutuhkan
- 18 km (59.000 kaki) — Batasan atas dari Troposfer
- 20 km (65.600 kaki) — Air pada suhu ruangan akan mendidih tanpa sebuah wadah bertekanan (kepercayaan tradisional yang menyatakan bahwa cairan tubuh akan mulai mendidih pada titik ini adalah salah karena tubuh akan menciptakan tekanan yang cukup untuk mencegah pendidihan nyata)
- 24 km (78.700 kaki) — Sistem tekanan pesawat biasa tidak lagi berfungsi
- 32 km (105.000 kaki) — Turbojet tidak lagi berfungsi
- 45 km (148.000 kaki) — Ramjet tidak lagi berfungsi
- 50 km (164.000 kaki) — Stratosfer berakhir
- 80 km (262.000 kaki) — Mesosfer berakhir
- 100 km (328.000 kaki) — Permukaan aerodinamika tidak lagi berfungsi
Proses masuk-kembali dari orbit dimulai pada 122 km (400.000 ft).
Angkasa tidak sama dengan orbit
Kesalahan pengertian umum tentang batasan ke angkasa adalah orbit terjadi dengan mencapai ketinggian ini. Orbit membutuhkan kecepatan orbit dan secara teoretis dapat terjadi pada ketinggian berapa saja. Gesekan atmosfer mencegah sebuah orbit yang terlalu rendah.
Ketinggian minimal untuk orbit stabil dimulai sekitar 350 km (220 mil) di atas permukaan laut rata-rata, jadi untuk melakukan penerbangan angkasa orbital nyata, sebuah pesawat harus terbang lebih tinggi dan (yang lebih penting) lebih cepat dari yang dibutuhkan untuk penerbangan angkasa sub-orbital.
Mencapai orbit membutuhkan kecepatan tinggi. Sebuah pesawat belum mencapai orbit sampai ia memutari Bumi begitu cepat sehingga gaya sentrifugal ke atas membatalkan gaya gravitasi
ke bawah pesawat. Setelah mencapai di luar atmosfer, sebuah pesawat
memasuki orbit harus berputar ke samping dan melanjutkan pendorongan
roketnya untuk mencapai kecepatan yang dibutuhkan; untuk orbit Bumi rendah,
kecepatannya sekitar 7,9 km/s (28.400 km/jam — 18.000 mill/jam). Oleh
karena itu, mencapai ketinggian yang dibutuhkan merupakan langkah
pertama untuk mencapai orbit.
Energi yang dibutuhkan untuk mencapai kecepatan untuk orbit bumi
rendah 32MJ/kg sekitar dua puluh kali energi yang dibutuhkan untuk
mencapai ketinggian dasar 10 kJ/km/kg.
Selasa, 22 November 2016
Galileo Galilei
Galileo Galilei
"Galileo" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain, lihat Galileo (disambiguasi).
Galileo Galilei | |
---|---|
Potret Galileo Galilei oleh Giusto Sustermans
|
|
Lahir | 15 Februari 1564[1] Pisa, Toscana - Italia[1] |
Meninggal | 8 Januari 1642 (umur 77)[1] Arcetri, Toscana - Italia[1] |
Tempat tinggal | Kadipaten Agung Toscana |
Bidang | Astronomi, Fisika dan Matematika |
Institusi | Universitas Padua |
Alma mater | Universitas Pisa |
Dikenal karena | Kinematika Teleskop Tata surya |
Galileo Galilei (lahir di Pisa, Toscana, 15 Februari 1564 – meninggal di Arcetri, Toscana, 8 Januari 1642 pada umur 77 tahun) adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah.Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop, berbagai pengamatan astronomi, dan hukum gerak pertama dan kedua (dinamika). Selain itu, Galileo juga dikenal sebagai seorang pendukung Copernicus mengenai peredaran bumi adalah bulat mengelilingi matahari dan matahari sebagai sistem tatasurya. butoi gata
Akibat pandangannya yang disebut itu ia dianggap merusak iman dan diajukan ke pengadilan gereja Italia tanggal 22 Juni 1633. Pemikirannya tentang bumi adalah bulat dan matahari sebagai pusat tata surya bertentangan dengan ajaran Aristoteles maupun keyakinan gereja bahwa bumi adalah datar dan pusat alam semesta. Ia dihukum dengan pengucilan (tahanan rumah) sampai meninggalnya. Baru pada tahun 1992 Paus Yohanes Paulus II menyatakan secara resmi bahwa keputusan penghukuman itu adalah salah, dan dalam pidato 21 Desember 2008 Paus Benediktus XVI menyatakan bahwa Gereja Katolik Roma merehabilitasi namanya sebagai ilmuwan.[2]
Menurut Stephen Hawking, Galileo dapat dianggap sebagai penyumbang terbesar bagi dunia sains modern. Ia juga sering disebut-sebut sebagai "bapak astronomi modern", "bapak fisika modern", dan "bapak sains". Hasil usahanya bisa dikatakan sebagai terobosan besar dari Aristoteles. Konfliknya dengan Gereja Katolik Roma (Peristiwa Galileo) adalah sebuah contoh awal konflik antara otoritas agama dengan kebebasan berpikir (terutama dalam sains) pada masyarakat Barat.
Biografi
Galileo Galilei dilahirkan di Pisa, Tuscany pada tanggal 15 Februari
1564 sebagai anak pertama dari Vincenzo Galilei, seorang matematikawan
dan musisi asal Florence, dan Giulia Ammannati. Ia sudah dididik sejak
masa kecil. Kemudian, ia belajar di Universitas Pisa namun terhenti
karena masalah keuangan. Untungnya, ia ditawari jabatan di sana pada
tahun 1589 untuk mengajar matematika. Setelah itu, ia pindah ke
Universitas Padua untuk mengajar geometri, mekanika, dan astronomi
sampai tahun 1610. Pada masa-masa itu, ia sudah mendalami sains dan
membuat berbagai penemuan.
Pada tahun 1612, Galileo pergi ke Roma dan bergabung dengan Accademia
dei Lincei untuk mengamati bintik matahari. Pada tahun itu juga, muncul
penolakan terhadap teori Nicolaus Copernicus,
teori yang didukung oleh Galileo. Pada tahun 1614, dari Santa Maria
Novella, Tommaso Caccini mengecam pendapat Galileo tentang pergerakan
bumi, memberikan anggapan bahwa teori itu sesat dan berbahaya. Galileo
sendiri pergi ke Roma untuk mempertahankan dirinya. Pada tahun 1616,
Kardinal Roberto Bellarmino menyerahkan pemberitahuan yang melarangnya
mendukung maupun mengajarkan teori Copernicus.
Galileo menulis Saggiatore pada tahun 1622, yang kemudian diterbitkan
pada 1623. Pada tahun 1624, ia mengembangkan salah satu mikroskop awal.
Pada tahun 1630, ia kembali ke Roma untuk membuat izin mencetak buku Dialogo sopra i due massimi sistemi del mondo
yang kemudian diterbitkan di Florence pada 1632. Namun, pada tahun itu
pula, Gereja Katolik menjatuhkan vonis bahwa Galileo harus ditahan di
Siena.
Di bulan Desember 1633, ia diperbolehkan pensiun ke vilanya di Arcetri. Buku terakhirnya, Discorsi e dimostrazioni matematiche, intorno à due nuove scienze
diterbitkan di Leiden pada 1638. Di saat itu, Galileo hampir buta
total. Pada tanggal 8 Januari 1642, Galileo wafat di Arcetri saat
ditemani oleh Vincenzo Viviani, salah seorang muridnya.
Astronomi
Tidak seperti yang dipercaya sebagian orang, Galileo tidak
menciptakan teleskop tapi ia telah menyempurnakan alat tersebut. Ia
menjadi orang pertama yang memakainya untuk mengamati langit, dan untuk
beberapa waktu, ia adalah satu dari sedikit orang yang bisa membuat
teleskop sebagus itu. Awalnya, ia membuat teleskop hanya berdasarkan
deskripsi tentang alat yang dibuat di Belanda pada 1608. Ia membuat
sebuah teleskop dengan perbesaran 3x dan kemudian membuat model-model
baru yang bisa mencapai 32x. Pada 25 Agustus 1609, ia mendemonstrasikan
teleskop pada pembuat hukum dari Venesia. Selain itu, hasil kerjanya
juga membuahkan hasil lain karena ada pedagang-pedagang yang
memanfaatkan teleskopnya untuk keperluan pelayaran. Pengamatan
astronominya pertama kali diterbitkan di bulan Maret 1610, berjudul Sidereus Nuncius.
Galileo menemukan tiga satelit alami Jupiter -Io, Europa, dan
Callisto- pada 7 Januari 1610. Empat malam kemudian, ia menemukan
Ganymede. Ia juga menemukan bahwa bulan-bulan tersebut muncul dan
menghilang, gejala yang ia perkirakan berasal dari pergerakan
benda-benda tersebut terhadap Jupiter, sehingga ia menyimpulkan bahwa
keempat benda tersebut mengorbit planet.
Galileo adalah salah satu orang Eropa pertama yang mengamati bintik
matahari, diperkirakan Astronomi astronom Tionghoa sudah mengamatinya
sejak lama. Selain itu, Galileo juga adalah orang pertama yang
melaporkan adanya gunung dan lembah di bulan, kesimpulan yang diambil
melihat dari pola bayangan yang ada di permukaan. Ia kemudian memberi
kesimpulan bahwa bulan itu "kasar dan tidak rata, seperti permukaan bumi
sendiri", tidak seperti anggapan Aristoteles yang menyatakan bulan
adalah bola sempurna.
Galileo juga mengamati planet Neptunus pada 1612 namun ia tidak
menyadarinya sebagai planet. Pada buku catatannya, Neptunus tercatat
hanya sebagai sebuah bintang yang redup.
Satuan Waktu Dalam Matematika Disertai Contoh Soal dan Pembahasannya
Satuan Waktu Dalam Matematika Disertai Contoh Soal dan Pembahasannya
Pembahasan Satuan Waktu Disertai Contoh Soal - Satuan
pengukuran waktu secara umum terdiri dari detik, menit, jam, hari,
minggu, bulan, dan tahun. Namun satuan waktu dalam matematika masih
banyak yang lainnya. Untuk lebih jelasnya dalam artikel kali ini saya
akan menjelaskan tentang macam - macam satuan pengukuran waktu beserta
contoh soal satuan waktu dan pembahasannya.
Daftar Satuan Pengukuran Waktu Dalam Matematika
=> 1 menit = 60 detik
=> 1 jam = 60 menit
=> 1 jam = 3600 detik
=> 1 hari = 24 jam
=> 1 minggu = 7 hari
=> 1 bulan = 30 hari
=> 1 tahun = 52 minggu
=> 1 tahun = 12 bulan
=> 1 lustrum = 5 tahun
=> 1 windu = 8 tahun
=> 1 dasa warsa = 10 tahun
=> 1 abad = 100 tahun
Setelah mengetahui berbagai macam pengukuran satuan waktu di atas kita bisa lebih mudah untuk menyelesaikan soal - soal tentang pengukuran satuan waktu.
Perhatikan bentuk - bentuk soal di bawah ini :
Soal 1 :
Susi mencuci baju pada pukul 07.00 pagi, lama waktu yang digunakan Susi untuk mencuci baju adalah 1 jam 20 menit. Pada pukul berapakah Susi selesai mencuci baju tersebut ?
Penyelesaian :
Untuk mencari tahu pada pukul berapa Susi selesai mencuci baju kita hanya perlu menjumlahkan pada pukul berapa Susi mulai mencuci baju dengan waktu yang digunakan Susi dalam menyelesaikan cucian tersebut.
Susi mulai mencuci pada pukul 07.00
waktu yang digunakan yaitu 1 jam 20 menit, jadi
7.00 + 1.20 = 08.20
Dari hasil penjumlahan waktu di atas kita bisa menyimpulkan bahwa Susi selesai mencuci baju pada pukul 08.20
Soal 2 :
Pada tahun 2009 lalu usia Rara adalah setengah dari usia ibunya, kebetulan saat ini adalah tahun 2016. Jika ibu Rara lahir pada tahun 1974 maka, pada tahun berapakah Rara dilahirkan ?
Penyelesaian :
Langkah awal kita harus mencari umur ibu Rara terlebih dahulu ;
Umur ibu Rara = Tahun sekarang - Tahun lahir ibu Rara
= 2016 - 1974
= 42 tahun
Setelah itu kita mencari umur Rara pada tahun 2009 ;
Umur Rara = Umur ibu - Setengah
= 42 - 1/2
= 21 tahun
Kemudian yang terakhir baru mencari tahun kelahiran Rara ;
Tahun lahir Rara = Tahun lalu - Umur Rara
= 2009 - 21
= 1988
Jadi, Rara dilahirkan pada tahun 1988.
Soal 3 :
3600 detik + 3 jam - 5 menit = ... detik
Penyelesaian :
Karena yang diminta hasil akhirnya adalah detik maka, semua satuan waktu terlbih dahulu kita ubah ke dalam bentuk detik.
Kita tahu 1 menit = 60 detik dan 1 jam = 3600 detik
=> 3 jam = 3 x 3600 = 10800 detik
=> 5 menit = 5 x 60 = 300 detik
jadi, 3600 detik + 10800 detik - 300 detik = 14100 detik
Soal 4 :
Berapakah hasil dari 1 tahun + 2 lustrum + 1 abad - 2 windu ?
Penyelesaian :
Dalam menyelesaiakan soal seperti ini langkah yang kita lakukan yaitu mengubah satuan waktu tersebut ke dalam bentuk tahun, maka :
2 lustrum = 2 x 5 = 10 tahun
1 abad = 1 x 100 = 100 tahun
2 windu = 2 x 8 = 16 tahun
Jadi, 1 tahun + 2 lustrum + 1 abad - 2 windu = 1 + 10 + 100 - 16
= 95 tahun.
Demikianlah penjelasan materi tentang Satuan Waktu Dalam Matematika Disertai Contoh Soal dan Pembahasannya, semoga dengan adanya artikel ini bisa membantu kalian dalam mengerjakan soal - soal tentang satuan waktu dalam matematika. Untuk menambah wawasan kalian pelajari juga pembahasan materi tentang Konversi Satuan Pengukuran Waktu Matematika SD Lengkap
=> 1 menit = 60 detik
=> 1 jam = 60 menit
=> 1 jam = 3600 detik
=> 1 hari = 24 jam
=> 1 minggu = 7 hari
=> 1 bulan = 30 hari
=> 1 tahun = 52 minggu
=> 1 tahun = 12 bulan
=> 1 lustrum = 5 tahun
=> 1 windu = 8 tahun
=> 1 dasa warsa = 10 tahun
=> 1 abad = 100 tahun
Setelah mengetahui berbagai macam pengukuran satuan waktu di atas kita bisa lebih mudah untuk menyelesaikan soal - soal tentang pengukuran satuan waktu.
Perhatikan bentuk - bentuk soal di bawah ini :
Soal 1 :
Susi mencuci baju pada pukul 07.00 pagi, lama waktu yang digunakan Susi untuk mencuci baju adalah 1 jam 20 menit. Pada pukul berapakah Susi selesai mencuci baju tersebut ?
Penyelesaian :
Untuk mencari tahu pada pukul berapa Susi selesai mencuci baju kita hanya perlu menjumlahkan pada pukul berapa Susi mulai mencuci baju dengan waktu yang digunakan Susi dalam menyelesaikan cucian tersebut.
Susi mulai mencuci pada pukul 07.00
waktu yang digunakan yaitu 1 jam 20 menit, jadi
7.00 + 1.20 = 08.20
Dari hasil penjumlahan waktu di atas kita bisa menyimpulkan bahwa Susi selesai mencuci baju pada pukul 08.20
Soal 2 :
Pada tahun 2009 lalu usia Rara adalah setengah dari usia ibunya, kebetulan saat ini adalah tahun 2016. Jika ibu Rara lahir pada tahun 1974 maka, pada tahun berapakah Rara dilahirkan ?
Penyelesaian :
Langkah awal kita harus mencari umur ibu Rara terlebih dahulu ;
Umur ibu Rara = Tahun sekarang - Tahun lahir ibu Rara
= 2016 - 1974
= 42 tahun
Setelah itu kita mencari umur Rara pada tahun 2009 ;
Umur Rara = Umur ibu - Setengah
= 42 - 1/2
= 21 tahun
Kemudian yang terakhir baru mencari tahun kelahiran Rara ;
Tahun lahir Rara = Tahun lalu - Umur Rara
= 2009 - 21
= 1988
Jadi, Rara dilahirkan pada tahun 1988.
Soal 3 :
3600 detik + 3 jam - 5 menit = ... detik
Penyelesaian :
Karena yang diminta hasil akhirnya adalah detik maka, semua satuan waktu terlbih dahulu kita ubah ke dalam bentuk detik.
Kita tahu 1 menit = 60 detik dan 1 jam = 3600 detik
=> 3 jam = 3 x 3600 = 10800 detik
=> 5 menit = 5 x 60 = 300 detik
jadi, 3600 detik + 10800 detik - 300 detik = 14100 detik
Soal 4 :
Berapakah hasil dari 1 tahun + 2 lustrum + 1 abad - 2 windu ?
Penyelesaian :
Dalam menyelesaiakan soal seperti ini langkah yang kita lakukan yaitu mengubah satuan waktu tersebut ke dalam bentuk tahun, maka :
2 lustrum = 2 x 5 = 10 tahun
1 abad = 1 x 100 = 100 tahun
2 windu = 2 x 8 = 16 tahun
Jadi, 1 tahun + 2 lustrum + 1 abad - 2 windu = 1 + 10 + 100 - 16
= 95 tahun.
Demikianlah penjelasan materi tentang Satuan Waktu Dalam Matematika Disertai Contoh Soal dan Pembahasannya, semoga dengan adanya artikel ini bisa membantu kalian dalam mengerjakan soal - soal tentang satuan waktu dalam matematika. Untuk menambah wawasan kalian pelajari juga pembahasan materi tentang Konversi Satuan Pengukuran Waktu Matematika SD Lengkap
Konversi Satuan Pengukuran Waktu Matematika SD Lengkap
Konversi Satuan Pengukuran Waktu Matematika SD Lengkap
Satuan Pengukuran Waktu - Di
dalam kehidupan sehari-hari pasti kalian sering mendengar dan menggunakan
istilah detik, menit, jam, hari, minggu, bulan, dan tahun. Di dalam pelajaran
matematika, istilah-istilah tersebut digunakan sebagai satuan pengukuran waktu.
Artinya setiap kata-kata tersebut mewakili waktu-waktu tertentu. Namun tahukah
kalian bahwa satuan waktu dalam matematika tidak hanya itu saja? Ada beberapa
istilah lainnya yang mungkin belum kalian ketahui.
Dengan membaca materi ini, kalian akan mengetahui beragam istilah atau
satuan pengukuran waktu secara lengkap. Di sini rumus matematika dasar juga
memberikan beberapa contoh soal beserta cara menyelesaikannya agar kalian bisa
semakin mahir dalam memahami materi seputar satuan wakti di dalam matematika. Mari
kita baca dan perhatikan bersama materinya sebagai berikut:
Daftar Konversi Satuan Pengukuran Waktu dalam Matematika
1 menit
|
60 detik
|
1 jam
|
60 menit
|
1 jam
|
3600 detik
|
1 hari
|
24 jam
|
1 minggu
|
7 hari
|
1 bulan
|
30 hari
|
1 bulan
|
4 minggu
|
1 tahun
|
52 minggu
|
1 tahun
|
12 bulan
|
1 lustrum
|
5 tahun
|
1 windu
|
8 tahun
|
1 dasa
warsa
|
10 tahun
|
1 abad
|
100 tahun
|
Jumlah hari pada masing-masing bulan
Bulan
|
Jumlah hari
|
Januari
|
31
|
Februari
|
28 atau 29
|
Maret
|
31
|
April
|
30
|
Mei
|
31
|
Juni
|
30
|
Juli
|
31
|
Agustus
|
31
|
September
|
30
|
Oktober
|
31
|
November
|
30
|
Desember
|
31
|
Untuk bulan februari, tanggal 29 hanya akan muncul pada
tahun kabisat (tahun yang jumlah keseluruhan harinya ada 366)
Contoh Soal Pengukuran Satuan Waktu dan Pembahasannya
Contoh Soal 1
Andi menaiki sebuah bus dari Jakarta menuju Bandung pada pukul 07.30
lama perjalanan yang ditempuh oleh bus tersebut adalah 2 jam 35 menit. Maka,
pukul berapakah Andi tiba di Bandung?
Penyelesaian:
Andi berangkat menaiki bus pukul = 07.30
Lama perjalanan = 2 jam 35 menit
Tambahkan langsung = 07.30
2.35 +
09.65
Karena 1 jam hanya 60 menit, maka 09.65 harus dirubah menjadi 10.05.
Maka, Andi tiba di Bandung pada pukul 10.05
Contoh Soal 2
Pada tahun 2005, usia dari Amir adalah 1/4 dari usia Ibunya. Apabila ibunya
Amir lahir pada tahun 1969 maka pada tahun berapakah Amir dilahirkan?
Penyelesaian:
Ibu Amir lahir pada tahun 1969 maka pada tahun 2005 usianya adalah =
2005 - 1969 = 36 tahun
Usia amir adalah 1/4 dari usia ibunya, maka usia Amir = 1/4 x 36 = 9
tahun
Pada tahun 2005 usia Amir adalah 9 tahun, maka Amir dilahirkan pada
tahun = 2005 - 9 = 1996
Contoh Soal 3
12 bulan + 2 dasawarsa - 1 windu = ..... Tahun
Penyelesaian:
Mari kita sesuaikan semuanya dalam satuan tahun
12 bulan = 1 tahun
2 dasawarsa = 20 tahun
1 windu = 8 tahun
Maka: 1 tahun + 20 tahun - 8 tahun = 13 tahun
Contoh Soal 4
3 jam + 18000 detik + 240 menit = ....jam
Penyelesaian:
Kita ubah dulu semuanya menjadi satuan jam.
18000 detik = 18000 : 3600 = 5 jam
240 menit = 250 : 60 = 4 jam
Maka: 3 jam + 4 jam + 5 jam = 12 jam
Inilah akhir dari pembahasan materi Konversi Satuan Pengukuran Waktu
Matematika SD Lengkap. Semoga sekarang kalian sudah memahami dengan
baik berbagai macam satuan pengukuran wakti dalam matematika dan dapat memahami
bagaimana cara mengerjakan soal setelah mengamati contoh-contoh soal dan cara
penyelesaian yang dijelaskan di atas.
Langganan:
Postingan (Atom)